Purwodadi -Bencana datang tanpa aba-aba, tetapi kesiapsiagaan adalah sesuatu yang dapat dipersiapkan. Kesadaran inilah yang menjadi inti dari kegiatan Penguatan Kesiagaan BAZNAS Tanggap Bencana Kabupaten Grobogan Tahun 2025, yang digelar di Aula MPP Srikandi, Kamis (6/2/2025).
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Kabupaten Grobogan, Drs. Kurnia Saniadi, M.Si., mewakili Bupati Grobogan untuk membuka acara ini. Dalam kesempatan tersebut, ia membacakan sambutan Bupati yang menekankan pentingnya kesiapsiagaan dan respons cepat dalam menghadapi bencana.
"Semoga kegiatan ini dapat meningkatkan sumber daya manusia serta kesadaran akan pentingnya kesiapsiagaan dan gerak cepat dalam membantu masyarakat Kabupaten Grobogan yang terdampak bencana," ujar Kurnia Saniadi saat membacakan sambutan Bupati.
Lebih dari sekadar respons cepat saat bencana terjadi, kesiapsiagaan juga berarti membangun ketangguhan sejak dini. Dalam sambutannya, Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda menyampaikan apresiasi Bupati kepada BAZNAS Kabupaten Grobogan atas perannya dalam penghimpunan zakat, khususnya di kalangan Pegawai Negeri Sipil serta beberapa instansi vertikal. Dana yang terkumpul tidak hanya digunakan untuk kepentingan keagamaan, tetapi juga untuk berbagai aksi sosial yang telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Sebagai daerah dengan tingkat kerawanan bencana yang tinggi, kesiapsiagaan menjadi prioritas utama. BAZNAS Tanggap Bencana Grobogan telah menunjukkan peran strategisnya dalam merespons berbagai kejadian secara cepat, tepat, dan efektif. Berbagai program bantuan telah disalurkan, mulai dari perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), bantuan BPJS Kesehatan, layanan kesehatan, penanganan stunting, santunan yatim piatu, hingga bantuan pengobatan bagi warga yang membutuhkan.
Namun, kesiapsiagaan bukan hanya tentang kecepatan dalam menyalurkan bantuan, tetapi juga bagaimana masyarakat dapat menjadi bagian dari solusi. Dalam pesannya, Bupati berharap agar BAZNAS mengadakan lebih banyak pelatihan kebencanaan dengan menghadirkan narasumber berpengalaman serta membekali masyarakat dengan keterampilan menghadapi situasi darurat. Masyarakat perlu memahami cara mengenali tanda-tanda bencana, menyusun rencana evakuasi yang aman, mendirikan posko darurat, serta memberikan pertolongan pertama kepada korban.
"Saya berharap BAZNAS dapat menyelenggarakan pelatihan yang menghadirkan narasumber berpengalaman di bidang penanggulangan bencana. Materi yang diberikan harus mencakup cara mengenali tanda-tanda bencana, langkah-langkah evakuasi yang aman, serta teknik pertolongan pertama bagi korban," lanjutnya.
Pelatihan semacam ini tidak hanya memberikan keterampilan teknis, tetapi juga menanamkan semangat kebersamaan dan gotong royong. Dengan pemahaman yang lebih baik, masyarakat tidak hanya menjadi penerima bantuan, tetapi juga berkontribusi dalam upaya mitigasi. Bahkan, di beberapa desa, telah muncul inisiatif untuk membentuk komunitas siaga bencana guna mengajak lebih banyak warga terlibat dalam upaya mitigasi.
"Semakin banyak pelatihan dan sesi berbagi pengalaman yang kita ikuti, semakin besar pula semangat gotong royong dan tanggung jawab sosial yang terbentuk. Dengan kesiapsiagaan yang lebih baik, kita akan lebih siap dan percaya diri menghadapi bencana," tutup Bupati melalui Asisten Sekda.
Melalui kerja sama dan sinergi berbagai pihak, kesiapsiagaan bencana di Kabupaten Grobogan diharapkan semakin kuat. Dengan langkah-langkah konkret yang terus diperkuat, upaya ini tidak hanya bertujuan untuk merespons bencana yang telah terjadi, tetapi juga untuk membangun ketahanan masyarakat sejak dini. (jsa)