Technopark Pangan Grobogan, One Stop Service untuk Hilirisasi Pertanian dan Kemandirian Pangan

WhatsApp Image 2025 02 25 at 11.38.44
Wirosari - Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam sektor pangan menjadi sorotan utama dalam Forum Optimalisasi Pengembangan Technopark Pangan yang digelar di Kabupaten Grobogan. Bertempat di ruang pertemuan Technopark Pangan Grobogan, forum ini mempertemukan berbagai pihak guna memperkuat jejaring, meningkatkan kapasitas tenant, serta mendorong kolaborasi lintas sektor dalam pengembangan industri pangan lokal.

Sekretaris Daerah (Sekda) Grobogan, Anang Armunanto, S.Sos., M.Si., Selasa (25/2/2025), membuka acara dengan menyampaikan apresiasi kepada Kepala BRIDA Provinsi Jawa Tengah atas penunjukan Technopark Pangan Grobogan sebagai lokasi kegiatan.

"Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling penting. (…) Negara wajib memastikan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang," ujar Anang.

Sejalan dengan visi Presiden RI Prabowo Subianto dalam mendorong hilirisasi dan industrialisasi pangan, Technopark Pangan Grobogan hadir sebagai pusat layanan terintegrasi (One Stop Service) yang mendukung pelaku usaha pangan lokal.

Dengan pendekatan berbasis inkubator bisnis, berbagai komoditas unggulan Grobogan seperti jagung, kedelai, dan mocaf telah diolah menjadi produk bernilai tambah, di antaranya keripik jagung premium, tepung mocaf untuk industri makanan, serta produk olahan kedelai yang kini telah masuk ke toko ritel berskala nasional.

WhatsApp Image 2025 02 25 at 11.38.41

"Sejak berdiri, Technopark ini telah menjadi jembatan yang menghubungkan petani, UMKM, akademisi, dan industri dalam satu ekosistem yang sinergis," tambahnya.

Hasilnya, lebih dari 400 UMKM telah mendapat pelatihan dalam teknologi pengolahan pangan, manajemen bisnis, dan pemasaran digital. Tercatat, lebih dari 300 varian produk telah dihasilkan, dengan peningkatan omzet sebesar 20-40%. Contohnya, Kelompok Usaha Bersama (KUB) Mekar Abadi di Kecamatan Klambu yang kini berhasil menembus pasar e-commerce nasional melalui produk emping jagung, keripik pisang, dan keripik sukun.

Meski telah mencatat banyak capaian, pengelolaan Technopark Pangan masih menghadapi sejumlah tantangan, mulai dari optimalisasi sarana-prasarana, peningkatan kapasitas SDM, hingga keterbatasan akses permodalan bagi UMKM. Kolaborasi antar-stakeholder yang lebih intensif dan pemanfaatan teknologi terbaru menjadi kunci dalam mengatasi tantangan tersebut.

"Technopark Pangan menjadi salah satu program unggulan daerah dalam hilirisasi produk pertanian, sebagaimana tertuang dalam visi-misi Bupati dan Wakil Bupati Grobogan 2025-2030. Kami berkomitmen untuk menjadikannya sebagai model penggerak ekonomi berbasis pangan yang berkelanjutan, tidak hanya di tingkat Jawa Tengah, tetapi juga nasional," ungkap Sekda Anang.

Mengutip pernyataan Presiden Prabowo, Anang menegaskan bahwa pangan adalah isu kedaulatan dan kemerdekaan bangsa. "Masalah pangan adalah masalah kedaulatan. Masalah pangan adalah masalah kemerdekaan. Masalah pangan adalah masalah survival kita sebagai bangsa. Jika kita ingin menjadi negara maju, pangan harus aman dulu," ujar Anang, mengutip Presiden.

WhatsApp Image 2025 02 25 at 11.38.43

Pemerintah pusat telah menetapkan target swasembada pangan dalam tiga hingga empat tahun ke depan dengan mencetak lahan panen seluas empat juta hektar. Kebijakan strategis seperti kenaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah dari Rp6.000 menjadi Rp6.500 per kilogram serta jagung dari Rp5.000 menjadi Rp5.500 per kilogram diharapkan dapat memperkuat kesejahteraan petani.

Lebih lanjut, inovasi di bidang pertanian seperti pengembangan padi berusia 75 hari, singkong dengan hasil panen 20-30 kg per pohon, serta jagung bertongkol tiga menjadi potensi yang dapat diadaptasi dalam pengembangan pertanian di Grobogan.

Menutup sambutannya, Sekda Grobogan mengajak seluruh peserta dan tenant untuk memanfaatkan forum ini sebagai wadah pembelajaran dan kolaborasi guna memperkuat industri olahan pangan lokal. "Kami berharap agar para peserta dan tenant yang hadir dapat memanfaatkan forum ini sebaik-baiknya. Narasumber yang kompeten dapat dijadikan sebagai referensi pengetahuan, sharing informasi/wawasan maupun ilmu baru bagi industri olahan pangan lokal, baik dari aspek produksi yang efisien, strategi pemasaran maupun dari sisi diversifikasi/pengembangannya," pungkasnya. (jsa)

Admin Setda