Purwodadi - Sekretaris Daerah (Sekda) Grobogan, Anang Armunanto, S.Sos., M.Si., baru saja menuntaskan olahraga pagi bersama insan pers dalam rangka peringatan Hari Pers Nasional 2025.
Tak butuh waktu lama, ia langsung bergegas ke ruang rapat. Ada persoalan mendesak yang menuntut perhatian: wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali merebak di Grobogan.
Minggu pagi (9/2/2025), Smartroom Dinas Komunikasi dan Informatika menjadi tempat koordinasi lintas sektor.
Pertemuan penting digelar dengan melibatkan Ketua DPRD Grobogan Lusia Indah Artani, Bupati dan Wakil Bupati Terpilih Setyo Hadi dan Sugeng Prasetyo, serta jajaran Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan), BPBD, Disperakim, dan perangkat daerah lainnya. Semua pihak sepakat: langkah cepat diperlukan sebelum wabah meluas.
Sejak 1 November 2024 hingga 2 Februari 2025, tercatat 1.176 kasus PMK di Grobogan. Mayoritas menyerang sapi, sementara empat kasus ditemukan pada kerbau. Dari jumlah tersebut, 985 ekor masih terinfeksi, 109 sembuh, dan 82 lainnya mati—51 akibat penyakit, 31 melalui pemotongan paksa.
Langkah-langkah penanganan telah berjalan sebelum pertemuan ini berlangsung. Tim dari Disnakkan telah turun ke desa-desa terdampak, mendistribusikan cairan Eco Enzyme untuk menekan penyebaran virus.
Disinfeksi pasar hewan dilakukan secara berkala, memastikan area perdagangan tetap steril dan aman. Vaksinasi pun terus berjalan, didampingi sosialisasi bagi peternak agar lebih disiplin dalam menjaga kebersihan kandang dan membatasi mobilitas hewan yang berisiko terinfeksi.
Ancaman PMK bukan sekadar angka dalam laporan. Di balik statistik, ada peternak yang terancam kehilangan mata pencaharian, ada roda ekonomi yang bisa tersendat. Jika dibiarkan berlarut, dampaknya bisa lebih luas.
Upaya pencegahan terus dilakukan, langkah-langkah penanganan diperkuat. Dengan kolaborasi lintas sektor dan keterlibatan peternak, diharapkan penyebaran PMK dapat ditekan dan sektor peternakan tetap terjaga.(jsa)