- Admin Setda
- Read Time: 1 min

Purwodadi— Ada kalanya kemajuan sebuah daerah berawal dari langkah yang tampak sederhana—membiasakan membaca, membuka halaman dengan kesadaran, bukan karena tuntutan. Dari kebiasaan kecil itulah cara berpikir tumbuh, kreativitas berkembang, dan perlahan menguatkan pijakan kita menghadapi masa depan.
Jumat (21/11/2025), Sekretaris Daerah (Sekda) Grobogan Anang Armunanto mengunjungi Festival Literasi Kabupaten Grobogan 2025 di Gedung Serbaguna Dewi Sri Purwodadi. Festival yang digelar Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah (Dinarpusda) pada 19–25 November 2025 ini menjadi ruang yang mempertemukan banyak cerita—dari pelajar, guru, pegiat komunitas membaca, hingga masyarakat umum.
Pada kunjungan itu, Sekda mengisi buku tamu elektronik sebagai bagian dari modernisasi layanan perpustakaan, kemudian mendaftar menjadi anggota perpustakaan daerah, berkeliling stand, dan membeli beberapa buku serta produk UMKM lokal. Salah satu yang menarik perhatiannya adalah buku autobiografi Pahlawan Nasional Tan Malaka, Dari Penjara ke Penjara, yang ia pilih setelah menelusuri koleksi pameran.
Sekda juga menyerahkan penghargaan lomba menggambar dan menyampaikan pesan kepada para pemenang, orang tua, dan guru yang mendampingi. "Terus kembangkan bakat dan kreativitas mereka, dan jangan lupa menambahkan sentuhan khas Grobogan dalam setiap karya,” ujarnya.
Festival Literasi Grobogan 2025 digelar dengan suasana yang hangat dan penuh antusiasme. Rangkaian kegiatannya meliputi pameran buku, dialog literasi, penampilan seni, serta workshop kreatif—sebuah ruang yang memungkinkan banyak orang bertemu dan berbagi pengalaman.

Festival ini dibuka secara resmi oleh Bupati Grobogan Setyo Hadi pada Kamis (20/11/2025). Dalam sambutannya, Bupati menegaskan kembali pentingnya literasi sejak dini sebagai kunci pembangunan sumber daya manusia.
“Fondasi Grobogan adalah anak-anak generasi penerus kita. Jika kita membinanya dengan baik, maka ke depannya akan baik. Anak-anak dibiasakan membaca sehingga mereka pandai,” ujarnya.
Pemerintah berharap festival ini menjadi pengingat bahwa membaca bukan sekadar agenda seremonial tahunan, melainkan kebiasaan yang tumbuh di sekolah, perpustakaan, rumah, dan ruang publik.
Pada akhirnya, masa depan Grobogan tidak hanya dibangun dengan beton, anggaran, dan indikator program, tetapi juga dengan kekuatan pengetahuan dan kemauan untuk terus belajar. Dari halaman-halaman buku yang dibuka hari ini, lahirlah harapan besar bagi Grobogan yang lebih maju, lebih cerdas, dan lebih berkeadaban. (jsa)
