- Admin Setda
- Read Time: 1 min

Purwodadi – Perkembangan teknologi digital memberi banyak manfaat, namun juga menghadirkan sisi gelap yang perlu diwaspadai. Salah satunya adalah derasnya arus konten pornografi yang mudah diakses, bahkan oleh anak-anak dan remaja. Menyadari ancaman serius ini, Pemerintah Kabupaten Grobogan menggelar pertemuan lintas sektor untuk membentuk Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Pornografi (GTP3) tahun 2025, Selasa (23/9/2025), di Ruang Rapat Wakil Bupati.
Pertemuan yang dipimpin Sekretaris Daerah (Sekda) Anang Armunanto ini dimotori oleh DP3AKB dan melibatkan berbagai pihak, mulai dari kepolisian, kejaksaan, Bappeda, Dinas Pendidikan, Dinas Kominfo, Kemenag, Cabang Dinas Pendidikan Provinsi, perguruan tinggi, hingga ormas keagamaan. Semua unsur duduk bersama membicarakan langkah-langkah pencegahan dan penanganan pornografi yang lebih terarah dan terpadu.
“Sebagaimana kita pahami bersama bahwa perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat saat ini memberikan banyak manfaat positif, namun di sisi lain juga membawa dampak negatif, salah satunya adalah maraknya konten pornografi yang mudah diakses oleh berbagai kalangan, termasuk anak-anak dan remaja. Hal ini tentu menjadi ancaman serius bagi moral, karakter, dan masa depan generasi muda kita,” ujar Sekda.
Ia menekankan bahwa pembentukan gugus tugas ini bukan sekadar memenuhi regulasi, tetapi merupakan panggilan moral untuk melindungi anak-anak dari dampak buruk pornografi. Sekda juga mengingatkan agar kerja tim tidak berhenti pada pembentukan kelembagaan semata.
“Tidak hanya berhenti pada terbentuknya Gugus Tugas. Harus ada target ujungnya, misalnya dalam 5 tahun tidak ada pornografi di Grobogan, atau misal turunnya angka pernikahan dini. Bisa jadi pernikahan dini, sebab langsung atau tidak langsung juga paparan pornografi,” jelasnya.
Bahaya yang Mengintai Generasi Muda

Paparan pornografi, jika tidak dicegah, bisa berdampak luas. Pada anak-anak, ia merusak pola pikir, mengganggu perkembangan mental, dan menghilangkan fokus belajar. Pada remaja, yang tengah mencari jati diri, pornografi mendorong perilaku berisiko, kecanduan, hingga menurunnya rasa hormat pada lawan jenis. Dari sisi psikologis, dampaknya bisa berupa kecemasan, depresi, hingga rendahnya rasa percaya diri. Bahkan, secara neurologis, pornografi membuat otak terbiasa mencari rangsangan instan sehingga menurunkan konsentrasi dan motivasi berprestasi.
Kepala Bakesbangpol dalam kesempatan itu menekankan pentingnya memperkuat nilai-nilai Pancasila dan karakter sejak dini, baik di keluarga maupun lembaga pendidikan. Dinas Kominfo menambahkan, masyarakat dapat berpartisipasi aktif dengan melaporkan konten bermuatan pornografi melalui kanal resmi seperti aduankonten.id dan patrolisiber.id, di samping terus meningkatkan literasi digital.
Sinergi Lintas Sektor

Berbagai pihak telah menjalankan peran masing-masing, seperti Polres Grobogan dengan upaya pencegahan dan penindakan, serta Kejaksaan Negeri Grobogan melalui program Jaksa Masuk Sekolah yang memberikan edukasi hukum kepada pelajar. Organisasi keagamaan juga rutin melakukan penyuluhan moral di tengah masyarakat. Semua inisiatif ini kini diikat dalam satu wadah kolaborasi yang lebih kuat melalui Gugus Tugas.
Dengan dasar hukum Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2011 dan Perpres Nomor 25 Tahun 2012, pembentukan GTP3 di tingkat kabupaten menjadi langkah nyata untuk memperkuat pencegahan. Gugus tugas ini nantinya diketuai Sekda dan beranggotakan unsur pemerintah, lembaga negara, hingga masyarakat.
“Gugus tugas perlu dibentuk karna dampak pornografi sangat luar biasa,” tegas Sekda.
Harapan yang Ditanamkan
Pertemuan ini pada intinya menjadi wadah penyamaan persepsi dan komitmen bersama agar strategi pencegahan berjalan efektif. Sekda juga menekankan peran besar pers dalam membentuk opini publik yang sehat dan menolak normalisasi pornografi.
Melalui pembentukan gugus tugas ini, Pemkab Grobogan menegaskan komitmennya menjaga generasi muda dari ancaman yang bisa merusak masa depan. Bukan sekadar menutup akses terhadap konten negatif, melainkan juga menumbuhkan ekosistem pendidikan, budaya, dan pengawasan sosial yang lebih sehat.
Dari langkah kecil ini, diharapkan tumbuh kekuatan besar untuk melindungi anak-anak Grobogan agar mereka dapat tumbuh menjadi generasi yang berkarakter, percaya diri, dan siap menghadapi masa depan tanpa bayang-bayang pornografi. (jsa)



